15 Agu 2017

Bagi Mu Negeri, Jiwa Raga Ku; Sebuah refleksi perjalanan penyuluhan, Penyuluh Perikanan di HUT RI Ke-72

Mamasuki usia Kemerdekaan Negara REPUBLIK INDONESIA yang ke 72 Penyuluhan Perikanan  telah banyak mengalami  pasang surut dan terpaan kemajuan kebijakan. Terkadang, berkembang seiring dengan kebijakan yang memihak dan terkadang pula tergerus dengan kebijakan yang bertentangan, tapi itu bukan sebuah anomali untuk merontokan semangat penyuluh dan penyuluhan.

Lika liku penyuluhan Perikanan Negeri ini terasa asik untuk direnungi. Berbagai kemajuan yang telah dicapai baik tenaga penyuluh, sarana penyuluhan, metode penyuluhan sampai dengan pembiayaan, tidaklah lepas dari upaya kerja keras Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Penyuluh Periknan dan potret nelayan tradisional di Maluku
Kemajuan Pembangunan Perikanan dan Kelautan terutama pembangunan sumber daya manusia perikanan yang telah dicapai saat ini, tidak dapat dilepaspisahkan dari kerja keras dari semua unsur penyuluhan baik pusat pengembangan penyuluhan, badan koordinasi penyuluhan maupun Pemerintah Kabupaten/Kota dan semua elemen yang berkait dengan dunia penyuluhan, yang lebih utama lagi peran penyuluh yang merupakan garda terdepan dalam membina dan membimbing  nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan.
   
Indonesia merupakan Negara KEPULAUAN yang terbentang dari Sabang di ujung Pulau Sumatra sampai Merauke di ujung Timur Pulau Irian,  dengan jumlah pulau besar maupun kecil sebanyak 17.504 buah yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia dan diapit oleh Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.  Luas perairan laut Indonesia yang dapat di manfaatkan yaitu 5,8 jt km2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Pembangunan perikanan secara Nasional mempunyai sasaran secara kuantitatif antara lain pencapaian target produksi penyediaan ikan untuk kebutuhan dalam Negeri, tujuan eksport dan penyerapan tenaga kerja. Untuk mendukung program tersebut di butuhkan sumber daya manusia perikanan yang tangguh dan terampil untuk mengelola potensi perikanan yang ada, baik  penangkapan, budidaya maupun pengolahan. Kondisi ini perlu dipacu agar kita tidak menjadi penonton setia di Negeri sendiri.

Untuk membimbing dan membina nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan dibutuhkan tenaga Penyuluh Aparatur Sipil Negara, Penyuluh Bantu, Penyuluh Pendamping maupun Penyuluh Swadaya, kesemuanya ini  berkolaborasi guna menghasilkan instrumen Profesionalisme Penyuluh Indonesia.

Provinsi Maluku merupakan Provinsi Kepulauan dengan luas wilayah 712479,65km, sebagai Provinsi Kepulauan, Provinsi Maluku juga memiliki pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga sebut saja pulau Lirang dan Kisar yang berbatas langsung dengan Negara tetangga Republik Demokratik Timor Leste, Pulau Marsela dan Pulau Luang yang berbatas langsung dengan Negara Australia dan juga Kepulauan Aru. Selain pulau-pulau yang berbatasan degan Negara tetangga ada juga pulau-pulau besar dan kecil yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar sehingga provinsi ini ditetapkan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN),  Walaupun sampai saat ini hanyalah sebatas janji "SURGA" bagi masyarakat Maluku. Potensi perikanan bukan saja tergantung pada penangkapan namun, sektor budidaya juga memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.

Dalam pemanfaatan potensi perikanan baik tangkap, budidaya maupun pengolahan yang tersedia dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan terutama nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan, guna mewujudkan kesemuanya penyuluhan dan penyuluh memainkan peran yang cukup strategis dalam membina dan membimbing nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan dalam menjalankan usahanya, baik bersifat perorangan ataupun kelompok yang pada akhirnya akan menghasilkan Usaha Mikro Kecil Menengah maupun Pengusaha Besar dan Koperasi Perikanan.

Peran strategis penyuluh perikanan dalam membina pelaku utama tentulah tidak sekedarnya, tetapi dibutuhkan sarana penyuluhan, metode, materi penyuluhan, dan tentunya pembiayaan. Penyuluh yang kompeten dibidangnya, adalah penyuluh yang menguasai bidangnya dan mampu berkompetisi dengan pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

Peran penyuluh yang dimaksudkan disini yaitu: bagaimana seorang penyuluh dapat mengarahkan nelayan, pembudidaya, pengolah ikan atau yang biasa dikenal dengan sebutan pelaku utama mulai dari mendengar melihat dan mampu untuk melakukan. Karena sesungguhnya, roh dari penyuluhan itu sendiri adalah bagimana merubah sikap, minat dan ketrampilan pelaku utama. Dari tidak tau menjadi tau, dari tidak suka menjadi suka, dan pada akhirnya dapat melakukan.  Profesionalisme penyuluh memerlukan adanya pengembangan  kompetensi diri yang seiring dengan perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan menjadikan pelaku utama sebagai teman seperjalan.

31 tahun berprofefesi sebagai penyuluh merupakan perjalanan panjang yang di mulai dari jaman orde baru yang saat itu ngetren dengan program BIMAS sampai dengan jaman reformasi disaat yang bikin repot lagi. Kisah dari perjalanan ini kadang mengasyikan, terkadang pula menjengkelkan dan melelahkan karena penyuluhan sendiri merupakan sebuah sistim pendidikan non-formal yang tidak  terbatas ruang dan waktu dengan tidak memandang tingkat pendidikan, jenis kelamin serta usia. Kondisi ini merupakan sebuah kenyataan yang mau tidak mau, suka tidak suka harus di hadapi oleh seorang penyuluh, pada tataran inilah profesionalisme penyuluh dibutuhkan. Pengalaman membuktikan sepanjang berkarir sebagai penyuluh telah banyak mengorbitkan pelaku utama menjadi pelaku usaha yang maju dan tangguh sehingga menjadi pengusaha yang mandiri, sukses, baik di bidang penangkapan maupun budidaya, hal ini selain memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahtraan pelaku utama, juga dalam meningkatakan serta menggerakan perekonomian daerah, menekan laju inflasi, menambah pendapatan asli daerah maupun pendapatan negara, membuka lapangan kerja dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.

Penyuluhan memegang peranan penting dalam sektor perikanan terutama pengembangan sumberdaya manusia, dengan adanya sumberdaya manusia yang tangguh dan terampil dalam mengelola potensi yang ada, akan berdampak pada peningkatan produksi yang sekaligus membuka lapangan kerja serta memberikan kesempatan kerja terutama bagi masyarakat pedesaan, dan sekaligus dapat menekan lajunya urban masyarakat dari Desa ke Kota. Telah banyak hasil karya nyata penyuluh dalam membangun Negeri ini namun terkadang hasil karya tenggelam dalam berbagai kepentingan.

Hasil karya penyuluh perikanan bukan hanya hasil karya yang sifatnya lokal maupun nasional namun sampai pada tataran kerjasama antar Negara. Masih segar dalam ingatan saya betapa getolnya perjuangan Almarhum Bapak Sumardi Suriyatna yang memeperjuangkan kepentingan penyuluh sampai sampai menginspirasikan pemberian Reward bagi penyuluh berprestasi sebagai bentuk penghargaan atas semangat jerih juang penyuluh yang tetap bersemangat sampai saat ini. Jayalah Penyuluh dan Penyuluhan -Ku. MERDEKAAAA !!!

Oleh :  Agus Haurissa, S.Pi
Penyuluh Perikanan Kota Ambon
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar