2 Feb 2017

Mahmud Efendi, S.Tr.Pi, Penyuluh Perikanan dengan Telenta Menulis yang Handal

FKP3D, Wilayah Barat - Mahmud Efendi, S.Tr.Pi adalah penyuluh perikanan yang dilahirkan di banyuwangi, 30 Mei 1977. Mahmud merupakan salah satu penyuluh perikanan yang mempunyai talenta menulis. Tulisannya telah banyak dipublikasikan dan menghiasi berbagai media cetak baik lokal maupun nasional.

Mahmud Efendi tercatat aktif menulis di tabloid Info Mina, Peluang Usaha, Wirausaha Kreatif, serta majalah Gema Bhumi Phala. Kegiatan menulis yang dilakukannya telah mengantarkan Mahmud menjadi penulis tetap pada penerbit Panebar Swadaya dan Agromedia Pustaka khususnya untuk bidang perikanan dan peternakan.
Beberapa karya nyata yang telah dihasilkan oleh Mahmud Efendi, S.Tr.Pi
Jika dihitung, saat ini sudah 7 (tujuh) judul buku yang berhasil ditulis dan diterbitkan oleh penerbit. Di tengah kesibukannya sebagai abdi negara, Mahmud tidak pernah merasa kesulitan dalam membagi waktu. Dia tetap sanggup menulis dan terus berkarya.

Mahmud yang menjadi penyuluh perikanan PNS sejak tahun 2010 ini sebelumnya memang telah berpengalaman selama puluhan tahun bekerja di perusahaan swasta multinasional dibidang budidaya udang. Pengalamannya dalam bekerja pada bidang budidaya menjadikan dia selalu tergerak menularkan ilmunya kepada masyarakat luas dengan menulis diberbagai media cetak.

Untuk urusan pekerjaannya sebagai penyuluh perikanan, Mahmud juga sering menjadi narasumber dalam berbagai pelatihan yang diadakan oleh Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), sebagai narasumber pada kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta narasumber pelatihan yang diadakan oleh berbagai instansi lainnya.

Pekerjaannya sebagai penyuluh perikanan juga bukan tanpa prestasi, Mahmud termasuk penyuluh perikanan yang berhasil menghantarkan kelompok binaannya menjuarai lomba pada tingkat nasional.

"Alhamdulillah, tahun 2011 saya dapat penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah karena berhasil membawa pokdakan ikan hias Mina Papilon juara 3 tingkat nasional, dan di tahun 2015 berhasil menjadi juara 2 nasional" Jelas Mahmud bersemangat.

"Selain itu, binaan saya yang lain yaitu Poklahsar clarias dengan produk abon lele dan krupuk kulit lele sudah bisa masuk ke beberapa swalayan, dan ini membuktikan bahwa kita tidak hanya bisa menulis saja, tapi kita sebagai penyuluh juga sanggup berkarya dengan bukti nyata". Terang Mahmud melanjutkan.

Ditanya tentang harapannya terhadap profesi penyuluh perikanan kedepan, Mahmud menyatakan bahwa profesi penyuluh perikanan adalah profesi yang mulia sehingga tidak ada yang boleh merendahkan martabat profesi penyuluh perikanan. Dia menganalogikan penyuluh perikanan seperti halnya seorang guru, memberikan pembelajaran kepada pelaku utama perikanan.
Baca Selengkapnya...

31 Jan 2017

Peran Penyuluh Perikanan Kabupaten Bombana dalam Peningkatan Produksi Benih Udang di BBU Poleang Timur

FKP3D,Wilayah Tengah-Dalam rangka memenuhi permintaan produksi benih udang, khusunya udang Vannamei, Penyuluh Perikanan yang ditugaskan di Balai Benih Udang (BBU) Poleang Timur Kabupaten Bombama Sulawesi Tenggara telah berhasil memproduksi benih udang vannamei sebanyak 7 (tujuh) juta ekor nauplius dalam kurun waktu tahun 2016.
Penyuluh perikanan Bombama dan BBU Poleang Timur
Berkat sentuhan tangan penyuluh perikanan kabupaten Bombama, Sirajuddin, kini BBU Poleang timur telah menunjukkan geliatnya dan mampu secara konsistem memproduksi benih udang untuk memenuhi kebutuhan benih udang di kecamatan Poleang Timur khususnya dan kabupaten Bombama pada umumnya.

BBU yang teralamat di Jl Poros Bambaea Lemo, kelurahan Pulemo ini merupakan Balai Benih milik dinas Kelatan dan Perikanan Kabupaten Bombama dan dibangun pada tahun 2007. Akan tetapi, selama 6 (enam) tahun pertama operasionalnya, bisa dikatakan terbengkalai karena ketidakadaan SDM yang mengelolanya.

Akan tetapi, mulai tahun 2013 setelah penyuluh perikanan ditugaskan untuk mengelola BBU tersebut, mulailah BBU tersebut memproduksi benih udang windu. Ditahun berikutnya karena dinilai memiliki masa depan yang prospektif, maka BBU Poleang Timur mendapatkan penambahan fasilitas dari pemerintah daerah berupa pembangunan Hatchery untuk larva, bangunan indoor untuk pengelolaan induk, serta fasiltas pengolahan air bersih baik laut maupun tawar.

Untuk menjawab kebutuhan benih vannamei di kabupaten Bombama yang terus meningkat yaitu sekitar 120 juta benur/ siklus, maka BBU mulai melakukan uji coba pembenihan udang vannamei. Dengan pengetahuan yang minim, ternyata hasil uji coba cukup menggembirakan. Akan tetapi, dikarenakan kebijakan dari pemerintah daerah, pengembangan benih udang vannamei di BBU kurang optimal pada 2 (dua) tahun terakhir.

Secara riil produksi benih dari BBU Poleang Timur dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut: (1) tahun 2013 produksi benih Windu sebanyak 500.000 ekor; (2) tahun 2014 produksi benih windu sebanyak 2,5 juta ekor; (3) tahun 2015 produksi vannamei PL 9 sebanyak 700.000 ekor; dan (4) tahun 2016 sebanyak 7 juta ekor nauplius.
Baca Selengkapnya...

30 Jan 2017

Penyuluh Perikanan Kabupaten Jombang Panen Perdana Benih Ikan Gabus

FKP3D, Korwil Barat-Sabtu, 28 Januari 2017 berlokasi di UPR sekaligus P2MKP Mutik Maksun desa Kedunglosari kecamatan Tembelang, penyuluh perikanan daerah kabupaten Jombang bersama dengan pelaku utama, melaksanakan panen perdana benih ikan gabus.
Benih ikan gabus yang dihasilkan oleh UPR Mutik Masun-Jombang
Sebanyak kurang lebih 25.000 (duapuluh lima ribu) ekor benih berhasil didapatkan dalam panen kali ini. Ukuran bernih bervariasi dari dari ukuran 3, 5 dan 7 cm. Pembenihan ikan gabus yang dilakukan oleh UPR Mutik Maksun merupakan pembenihan yang dilakukan secara alami dengan metoda pemijahan massal. Larva yang dihasilkan di tangkap pada malam hari untuk didederkan di kolam indoor.

Latar belakang dilakukannya pembenihan ikan gabus ini berawal dari banyaknya permintaan ikan gabus konsumsi. Kandungan albumin yang tinggi menjadikan ikan ini banyak dicari sebagai salah satu pengobatan alternatif.

Seperti diketahui bahwa selama ini, ikan gabus hanya didapat dari hasil tangkapan di perairan umum. Dikarenakan permintaan yang semakin tinggi, sementara jumlahnya dialam  semakin terbatas menjadikan harga jual ikan ini semakin mahal. Kondisi inilah yang menjadi salah satu alasan beberapa pembudidaya mencoba pembesaran ikan gabus dengan benih yang di beli dari hasil tangkapan di alam.

Usaha pembesaran ikan gabus dengan benih yang ditangkap dari alam ternyata banyak terkendala dan sering terjadi kegagalan. Hal ini karena benih yang didapatkan dari alam tidak mau mengkonsumsi pakan pelet. Adaptasi yang terlalu ekstrim tersebut mengakibatkan benih yang didapatkan dari alam sering kali mengalami kematian masal sehingga menyebabkan kegagalam dalam usaha pembesaran ikan gabus.

Dari pengalaman tersebut, UPR Mutik Maksun dengan bimbingan penyuluh perikanan setempat, berinisiatif memproduksi benih ikan gabus hasil pemijahan, sehingga benih sudah terbiasa dengan pakan pelet dan pembudidaya bisa membesarkannya dengan pakan pelet.

Keberhasilan panen ini bukan didapat dengan mudah, tahapan dan uji coba terus dilakukan melalui konsultasi dan pendampingan dari penyuluh perikanan. Mulai pengadaan calon induk, pemeliharaan,  manajemen pakan, seleksi induk, sortir larva hingga panen. Titik penekanan oleh penyuluh kepada UPR dan pembudidaya ikan gabus adalah dikarenakan ikan ini adalah predator maka dijaga dengan ketat agar ikan yang dibudidayakan tidak lepas ke perairan umum.

Tindak lanjut dari panen perdana ini selain beberapa pembudidaya mencoba membudidayakannya, penyuluh perikanan juga melakukan dempond pembesaran ikan gabus di kolam SAP (sentra Aquabis Perikanan) Dinas Perikanan Jombang.

Inovasi dari pelaku utama sudah menjadi kewajiban penyuluh di wilayah binaannya untuk mendampingi, memberi masukan dan memfasilitasi akses teknologi dan pemasarannya. Keberhasilan panen perdana benih ikan gabus ini semoga menjadi motivasi bagi pelaku utama dan penyuluh untuk terus berkarya.
Baca Selengkapnya...

Amunisi Baru nan Mematikan Itu Bernama Penyuluh Perikanan PNS Daerah!

Polemik terhadap proses pengalihan penyuluh perikanan PNS daerah menjadi pegawai Pusat sampai hari ini ternyata masih belum berakhir dan menimbulkan kegaduhan di banyak daerah kabupaten/ kota dan propinsi. Dua (2) tahun tiga (3) bulan UU No 23 Tahun 2014 telah diundangkan tetapi implementasinya belum dijalankan hingga saat ini.

Alotnya proses pengalihan penyuluh perikanan PNS daerah menjadi pegawai pusat (KKP-red) telah menimbulkan kerugian bagi penyuluh perikanan pns di daerah, status mereka banyak yang digantung dan sebagian lagi banyak yang dialihkan jabatannya ke dalam jabatan struktural.
Ilustrasi: Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan terhadap pelaku utama
Paska bubarnya kelembagaan penyuluhan di era UU No 16 Tahun 2006, penyuluh perikanan di daerah nyaris tidak mempunyai rumah lagi karena kelembagaan penyuluhan di daerah dibubarkan. Nasib mereka terobang-ambing dan tidak menentu. Sebagian dari mereka kembali ke rumah lamanya di Dinas Perikanan bahkan ada juga yang tersasar ke dinas Pertanian.

Jika ditilik, sebanyak 3200 orang penyuluh perikanan PNS daerah adalah sebenarnya aset yang cukup penting. Jika jadi ditarik menjadi pegawai pusat (KKP), mereka akan menjadi kekuatan baru yang maha dasyat. Mereka bagai amunisi baru yang bisa sangat mematikan!

Sebanyak sekitar 3200 orang penyuluh perikanan PNS Daerah (baru sekitar 2600-an orang yang telah tervalidasi pada tanggal 25-26 Januari 2017) rata-rata sudah puluhan tahun bekerja dan menyatu dengan masyarakat. Mereka sangat paham dan begitu mengusasai kondisi wilayah binaannya. Dengan tidak mengabaikan faktor lain, pengusaan wilayah binaan adalah faktor penentu dari keberhasil suatu kegiatan.

Jika jadi ditarik menjadi pegawai pusat, penyuluh perikanan hasil P3D merupakan amunisi baru yang berada di garda terdepan dalam mengawal program-program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan agar mengena tepat pada sasaran. Dengan penguasaan wilayah yang mumpuni, penyuluh perikanan PNS daerah hasil P3D akan sangat mudah memenangkan perang didaerahnya sendiri (baca=berhasil melakukan pengawalan program). Bukan saja pada tahap eksekusi, tetapi juga pada tahap identifikasi calon penerima program, pendampingan hingga evaluasi program.
Baca Selengkapnya...