17 Des 2016

Penyuluh Perikanan Belitung Timur Fasilitasi dan Inisiasi Pembentukan Kelompok Pelaku Utama Perikanan

FKP3D, Korwil Barat - Selasa, 13 Desember 2016, Prihandoko, S.Pi penyuluh perikanan Kabupaten Belitung Timur mengadakan pertemuan dengan warga dan tokoh masyarakat dalam rangka memfasilitasi pembentukan kelompok pelaku utama perikanan.

Pertemuan yang diadakan pada malam hari yang bertempat di rumah Indro Mukis desa Balok, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur tersebut merupakan pertemuan pertama yang diadakan guna menggali persamaan persepsi warga tetang pentingnya kelompok dan juga untuk identifikai potensi sumberdaya perikanan yang ada di wilayah desa Balok.

Prihandoko, S.Pi, hadiri pertemuan pada malam hari dalam rangka fasilitasi dan inisiasi pembentukan kelompok
Dalam pertemuan tersebut, Prihandoko, S.Pi menyampaikan penjelasannya mengenai pentingnya berkumpul dan berkelompok, manfaat kelompok, serta syarat-syarat pembentukan kelompok. "secara umum warga desa dan tokoh masyarakat sepakat bahwa membentuk kelompok merupakan suatu hal yang penting, akan tetapi karena pada malam itu persyaratan pembentukan kelompok ada yang belum terpenuhi maka acara pembentukan kelompok ditunda" jelas Prihandoko.

Ditanya tentang pertemuan yang dilakukan pada malam hari, Prihandoko mengatakan bahwa memang sebagian besar kelompok yang dibinanya aktif mengadakan pertemuan di malam hari. "Sudah menjadi resiko pekerjaan sebagai penyuluh perikanan, walaupun malam hari kita tetap berangkat karena tanggungjawab kita dalam rangka pembinaan pelaku utama" jawab Prihandoko.

Seperti diketahui bahwa penumbuhan kelompok merupakan salah satu fasilitasi yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.14/MEN/2012 tentang pedoman umum penumbuhan dan pengembangan kelompok pelaku utama perikanan. Bahwa proses penumbuhan kelompok merupakan suatu wujud fasilitasi pemerintah dalam bentuk inisiasi pembentukan kelompok.

Penumbuhan kelembagaan pelaku utama sendiri adalah proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari kesadaran pelaku utama dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan prinsif kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antara pelaku utama, sehingga dapat merupakan faktor pengikat untuk kelestarian kehidupan berkelompok, dimana setiap anggota kelompok dapat merasa memiliki dan menikmati manfaat sebesar-besarnya dari apa yang ada dalam kelompok. (A001-ML)
Baca Selengkapnya...

Sarmini Eka Wijaya, S.Pi, tak Kenal Lelah Membina Pelaku Utama Perikanan

Sarmini Eka Wijaya adalah penyuluh perikanan dari Kabupaten Kapuas, Kalimantan Selatan. Sarmini merupakan perempuan keturunan jawa yang lahir dan besar di Kapuas 42 tahun yang lalu. Awal menjadi penyuluh perikanan adalah saat Sarmini menjadi tenaga honorer provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 1994 hingga akhir tahun 2006.

Selama tahun 1994 hingga 2006, Sarmini telah malang melintang di dunia penyuluhan perikanan dan pemberdayaan masyarakat. Bahkan, dalam perjalannya menjadi tenaga honorer beliau juga sempat merasakan menjadi penyuluh polivalen.

Dipenghujung 13 tahun menjadi tenaga honorer, Sarmini patut bersyukur, karena di tahun 2007 dia memenuhi persyaratan untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil dari formasi tenaga honorer dan ditempatkan di BPPKP Kabupaten Kapuas. Hal ini tentu membuatnya menjadi lebih bersemangat dalam berkarya dan membina pelaku utama perikanan.

Tempat tinggal Sarmini yang dikelilingi oleh sungai menjadikan dia begitu paham terhadap permasalahan yang sering terjadi pada masyarakat sekitar sungai, utamanya terkait konservasi dan penangkapan ikan di sungai.

Pada masyarakat lokal yang berada diwilayah kerjanya, ternyata penangkapan ikan secara ilegal masih banyak terjadi. Biasanya mereka menangkap ikan dengan menggunakan listrik (setrum) dan juga dengan cara diracun/ bom ikan. Hal ini tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi Sarmini.
Kegiatan pembinaan kepada pelaku utama terkait illegal fishing di perairan umum
Mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi kebiasaan tersebut telah dilakukan secara turun-temurun. Tidak dilakukan secara gegabah dan ekstrim. Butuh kesabaran ekstra dan pendekatan secara terus-menerus untuk meyakinkan masyarakat agar tidak melakukan penangkapan ikan di perairan umum secara illegal.

Saat ini, Sarmini sedang giat-giatnya malakukan pedekatan dan memberikan pembinaan serta pemahaman kepada masyarakat diwilayah kerjanya untuk tidak melakukan penagkapan ikan secara illegal. Sarmini selalu meyakinkan masyarakat bahwa selain dapat terkena sanksi pidana, penangkapan ikan dengan cara yang salah akan menyebabkan ikan menjadi punah, sehingga anak cucu kita tidak akan bisa lagi melihat dan mengenal ikan yang ada sekarang.

Pengalamannya membina masyarakat dari berbagai lapisan dan golongan selama puluhan tahun telah membuat Sarmini menyadari, ternyata berada di wilayah kerja dengan karakteristik masyarakat yang susah untuk maju dan berkelompok membutuhkan strategi-strategi khusus yang menguras banyak energi.

Sudah umum terjadi bahwa sebagian besar penyuluh perikanan daerah berhadapan pada kanyataan dimana keberpihakan pemerintah daerah terhadap penyuluhan perikanan masih sangat kurang. Kegiatan penyuluhan perikanan di daerah acapkali tidak mendapatkan fasilitas dan pendanaan yang cukup memadai.

Menghadapi kondisi seperti itu, Sarmini mempunyai strategi tersendiri. Dia menjalin kerjasama dan bersinergi dengan berbagai pihak serta instansi lain untuk dapat bersama-sama mendekat dan melakukan pembinaan kepada masyarakat pelaku utama perikanan.

"Awalnya pendekatan dilakukan kepada masing-masing individu pelaku utama dengan menyampaikan gagasan tentang suatu materi penyuluhan perikanan. Setelah pendekatan individu berhasil dilakukan, baru dilanjutkan dengan penyuluhan masal dengan 'mendompleng' program dan kegiatan dari instansi lain" jelas Sarmini.

"Setelah timbul minat dari masyarakat untuk berusaha dibidang perikanan, baru kita menumbuhkan kelompok. Dan dari sedikit demi sedikit, dengan sendirinya muncul rasa untuk bekerjasama dan berkelompok" Lanjut Sarmini.

Tidak dipungkiri, bahwa bekerja sebagai penyuluh perikanan memang banyak sekali tantangannya. Hal ini dirasakan oleh Sarmini juga. Terkadang, untuk sampai ke wilayah binaan, dia harus menempuh perjalanan yang jauh dan melewati hutan serta perkebunan karet yang sepi. Belum lagi pada musim penghujan, dia harus melewati jalanan sempit yang licin dan terjal, serta sangat sulit dilalui oleh kendaraan bermotor.

Sarmini sangat berharap agar implementasi UU 23 Tahun 2014 khususnya terkait penyelenggaraan penyuluhan perikanan nasional dan pengalihan status penyuluh perikanan daerah dapat segera dilaksanakan dengan selurus-lurusnya. Karena Sarmini meyakini bahwa penyelenggaraan penyuluh perikanan yang sering dikesampingkan oleh daerah dapat dihindari karena dilaksanakan langsung oleh pemerintah pusat dalam satu komando. (A001-ML)
Baca Selengkapnya...

14 Des 2016

Penyuluh Perikanan Kota Payakumbuh Dampingi Pelaku Utama Studi Banding Ke Kawasan Perikanan

FKP3D, Korwil Barat - Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap pelaku utama perikanan kota Payakumbuh tentang budidaya perikanan, penyuluh perikanan pada dinas Peternakan dan Perikanan kota Payakumbuh beserta 45 orang pelaku utama se-Kota Payakumbuh melakukan studi banding ke sentra kawasan perikanan di Kota Pariaman dan kabupaten Padang Pariaman.
Kegiatan kunjungan studi banding ke kawasan perikanan di Kabupaten Padang Pariaman
Kegiatan studi banding yang dilaksanakan pada tanggal 17 November 2016 yang lalu itu merupakan kegiatan yang didanai oleh APBD Kota Payakumbuh dan secara khusus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Sumberdaya Manusia (SDM) Pelaku utama perikanan kota Payakumbuh dalam hal budidaya lele, gurame, dan nila.

Dijelaskan oleh Zaini Amri SST, selaku koordinator penyuluh perikanan kota Payakumbuh bahwa studi banding sebagai salah satu metode penyuluhan, merupakan metode pembelajaran yang penting bagi pelaku utama karena dapat memberikan motivasi kepada mereka dengan melihat secara langsung keberhasilan kegiatan budidaya di tempat yang dikunjungi.
Rombongan studi banding disambut oleh wakil wali kota Pariaman
"Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari kegiatan Sekolah Lapang (SL) yang telah diadakan sebelumnya" kata Amri. "Setelah melakukan studi banding, para peserta diharapkan mampu menerapkan dan mengaplikasikan cara budidaya ikan yang baik didaerah masing-masing sekembalinya dari kegiatan studi banding" sambung Amri.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Payakumbuh telah mengadakan berbagai kegiatan SL budidaya ikan pada tahun ini dengan menghadirkan penyuluh perikanan sabagai narasumber dan pemateri dalam kegiatan tersebut. (A001-ML)

Kontributor: Amri Zaini, SST
Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Payakumbuh
Baca Selengkapnya...