3 Des 2016

Penyuluh Perikanan Mojokerto Bina Kelompok dengan Praktek Pengkayaan Probiotik untuk Budidaya Ikan

FKP3D, Korwil Barat - Mojokerto, 30 November 2016. Dalam rangka menambah ketrampilan dan pengetahuan pelaku utama perikanan, penyuluh perikanan PNS Daerah kabupaten Mojokerto, Ratih Damayanti, S.Pi mengadakan kegiatan pengkayaan probiotik di Pokdakan Mina Santosa, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Dlanggu.
Kegiatan praktek pembuatan probiotik
Kegiatan penyuluhan tentang pengkayaan probiotik penting untuk dilaksanakan karena probiotik memegang peranan yang penting dalam usaha budidaya ikan. Probiotik merupakan organisme renik/ mikroba yang bersifat menguntungkan yang sengaja ditambahkan dalam usaha budidaya ikan.

Adanya probiotik akan menekan populasi mikroba jahat yang berada di saluran pencernaan ikan dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang dan kesempatan untuk mendapatkan nutrisi. Selain itu, bakteri probiotik juga dapat menghilangkan senyawa beracun dengan cara menetralkan senyawa-senyawa tersebut menajadi senyawa yang tidak beracun.

Selain itu, probiotik juga dapat menghasilkan senyawa antibiotik yang dapat meningkatkan kekebalan ikan sehingga ikan tidak mudah terserang penyakit dan juga dapat membantu meningkatkan jumlah makanan alami pada kolam budidaya.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi penyuluhan tentang probiotik, kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatannya. Anggota kelompok Mina Santoso terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut karena mendapatkan pembelajaran baru mengenai resep dan cara membuat pengkayaan probiotik.

"Dalam kegiatan praktek pembuatan pengkayaan probiotik, semua anggota ikut terlibat sehingga masing-masing anggota mengetahui pasti tahapan proses pembuatan probiotik karena mereka melaksanakan sendiri" jelas Ratih.

"Metode penyuluhan seperti ini kami anggap cukup efektif karena tidak hanya pemberian materi saja akan tetapi anggota kelompok terlibat langsung dalam pembuatannya, dan yang paling penting adalah hal ini sesuai dengan kebutuhan yang ada pada kelompok, dimana akhir-akhir ini dikarenakan curah hujan yang tinggi, perlu dilakukan tindakan-tindkan preventif agar ikan yang dibudidayakan tetap dalam keadaan sehat salah satunya dengan cara pembuatan pengkayaan probiotik" lanjut Ratih menjelaskan. (A001-ML)
Baca Selengkapnya...

2 Des 2016

Penyuluh Perikanan Latih Budidaya Lele Di Kawasan Rawan Narkoba

FKP3D, Korwil Barat, Dalam rangka kampanye anti narkoba di kawasan rawan narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan penyuluh perikanan Kota Payakumbuh mengadakan pelatihan budidaya lele. Pelatihan yang diadakan selama 3 hari tersebut bertujuan  mengembangkan motivasi dan kreatifitas guna membuka lapangan kerja dibidang Perikanan.

Pelatihan dibuka secara langsung oleh kepala BNN Payakumbuh, AKBP Firdaus ZN, S.Pd, M.Si dan dilanjutkan materi tentang Kebijakan Pembangunan Perikanan Kota payakumbuh oleh Sekdin Mewakili Kepala Dinas. Selanjutnya diisi materi tentang budidaya lele oleh Narasumber.
Penebaran benih lele pada acara pelatihan budidaya lele di kawasan rawan narkoba kota Payakumbuh
Data BNN Sumatra Barat menyatakan bahwa Kota payakumbuh berada pada peringkat kedua penyalahguna narkoba di Sumbar. Oleh karena itu BNN menggandeng Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Payakumbuh untuk mengadakan pelatihan budidaya lele di daerah rawan narkoba. Tujuannya agar masyarakat di daerah rawan narkoba mempuyai ketrampilan, pengetahuan dan motivasi untuk budidaya lele sehingga menghindarkan mereka dari peyalahgunaan narkoba.

Pelatihan budidaya lele dengan narasumber dari penyuluh perikanan tersebut, diisi dengan kegiatan teori dan praktek. Adapun teori yang disampaikan pada pelatihan adalah tentang dasar-dasar budidaya lele, persiapan lahan pembesaran lele, dan motivasi sukses pembesaran lele.

Pemilihan pelatihan budidaya ikan bukanlah tanpa alasan, hal ini dikarenakan potensi sumberdaya alam yang ada di kota Payakumbuh memang sangat mendukung untuk kegiatan budidaya. Komoditas lele dipilih juga karena lele ralatif mudah dibudidayakan dengan siklus budidaya yang tergolong pendek.

Pada sesi praktek, penyuluh perikanan selaku narasumber memberikan pembelajaran mengenai cara persiapan kolam pembesaran berupa pemupukan dan pengapuran kolam, serta bagaimana cara menumbuhkan pakan alami di kolam yang nantinya akan dipergunakan untuk budidaya lele.

Acara pelatihan diakhiri dengan penebaran benih lele sebanyak 11.000 (sebelas ribu) ekor di kolam yang sebelumnya telah dipersiapkan. Benih lele dengan ukuran 4-6 cm tersebut nantinya diharapkan mampu menghasilkan lele konsumsi sebanyak 1 ton selama masa pemeliharaan 2-3 bulan. (A001-ML)
Baca Selengkapnya...

1 Des 2016

Penyuluh Perikanan Kota Payakumbuh Sukseskan Demo Masak Olahan Hasil Perikanan

FKP3D, Korwil Barat - Selasa, 29 November 2016, bertempat di halaman dinas Perikanan dan Peternakan Kota Payakumbuh, penyuluh perikanan mengadakan demo masak olahan hasil perikanan. Kegiatan yang diikuti oleh tidak kurang dari 140 orang tersebut berlangsung cukup meriah. Peserta yang mengikuti demo masak adalah anggota Poklahsar dan pelaku utama pengolah hasil perikanan se-Kota Payakumbuh.

Acara yang diinisiasi oleh penyuluh perikanan tersebut adalah dalam rangka mensukseskan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang bertujuan mengedukasi masyarakat kota Payakumbuh untuk mengkonsumsi ikan secara berkelanjutan, selain itu, hal itu dilakukan juga sebagai sarana untuk demonstrasi dan sekaligus pelatihan pengolahan hasil perikanan guna mewujudkan diversifikasi produk olahan berbahan baku ikan.
Acara demo masak olahan hasil perikanan di halaman Dinas Perikanan berlangsung meriah
Zaini Amri, SST, selaku koordinator penyuluh perikanan kota Payakumbuh mengatakan bahwa program demo masak olahan hasil perikanan ini dapat dilaksanakan berkat dukungan APBD Dinas Perikanan dan Peternakan kota Payakumbuh tahun 2016. "Kita merasa bersyukur bahwa pemerintah daerah sangat mendukung program Gemarikan dengan menyediakan anggaran untuk kegiatan ini", jelas Amri.

"selama ini kita ketahui bahwa tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia secara umum masih sangat rendah, dengan kegiatan semacam ini, harapannya akan mampu meningkatkan konsumsi makan ikan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kota Payakumbuh pada khususnya" Lanjut Amri menerangkan.

Seperti diketahui, meski Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia dengan 70 persennya merupakan wilayah laut, tetapi ada ironi yang terjadi. Badan pangan dunia (FAO) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara berperingkat kelima konsumsi ikan di negara ASEAN.

Tercatat konsumsi ikan Indonesia sebesar 32,24 kg/kapita/tahun, berada di peringkat kelima setelah Malaysia sebesar 58,1 kg/kapita/tahun,  Myanmar sebanyak 55 kg/kapita/tahun, Vietnam sebanyak 33,20 kg/kapita/tahun dan Filipina sebesar 32,70 kg/kapita/tahun.

Dijelaskan oleh Amri, bahwa permasalahan yang selama ini masih sering terjadi adalah masyarakat seringkali mengkonsumsi ikan hanya dalam bentuk ikan utuh. Diversifikasi produk olahan ikan masih sangat jarang, hal ini yang menurutnya sangat berpengaruh terhadap tingkat konsumsi makan ikan. Dengan adanya demo masak olahan hasil perikanan diharapkan tercipta berbagai produk olahan berbahan dasar ikan yang mampu menyuguhkan berbagai alternatif makanan dari ikan dan pada akhirnya dapat meningkatkan gairah masyarakan dalam mengkonsumsi ikan. (A001-ML)

Kontributor: Zaini Amri, SST
Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Payakumbuh

Baca Selengkapnya...

30 Nov 2016

Penyuluh Perikanan Kabupaten Katingan Berhasil Meraih Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2016

Prestasi membanggakan kembali kembali ditorehkan penyuluh perikanan dikancah Nasional. Maria Magdalena Eka Asi, S.Pi, meraih penghargaan tertinggi bidang ketahanan pangan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) kategori pelayan/ penyuluh perikanan tahun 2016. Penghargaan ini, diserahkan secara langsung oleh Presiden hari ini, Rabu, 30 November 2016 di Istana Negara, Jakarta.
Suasana gladi bersih penerimaan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara, 29 November 2016
Adhikarya Pangan Nusantara merupakan peghargaan tertinggi dibidang ketahanan pangan yang diberikan guna mendorong semangat, kreatifitas, dan partisipasi masyarakat dan aparatur pemerintah dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.

Maria Magdalena Eka Asi, S.Pi merupakan salah satu dari 12 orang di Indonesia yang mendapat penghargaan APN kategori pelayanan ketahanan pangan. Maria, terpilih karena berbagai prestasinya dibidang penyuluhan perikanan antara lain sebagai penyuluh perikanan teladan 7 besar nasional tahun 2015, 5 besar lomba karya tulis ilmiah inovasi bidang perikanan, berhasil membawa kelompok binaannya 6 besar lomba GEMPITA, dan concern terhadap kegiatan penyuluhan perikanan.

Maria merupakan penyuluh perikanan yang bekerja pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Katingan, Sekaligus sebagai koordinator penyuluh perikanan dan ketua DPD IPKANI Kalimantan Tengah.
Maria Magdalena Eka Asi, S.Pi berpose di Istana Negara sesaat setelah menerima penghargaan APN 2016
Diraihnya penghargaan APN ini merupakan wujud bahwa presatasi yang ditorehkan oleh penyuluh perikanan daerah patut dibanggakan, dengan keterbatasan yang ada, penyuluh perikanan ternyata mampu berperan dan berpresasi sesuai tugas dan fungsi pokoknya sebagai aparatur pemerintah.

"Saya berharap dengan dirainya penghargan ini bisa lebih memotovasi saya dalam bekerja dan menjadi pelayan masyarakat" Ucap Maria. "hal ini juga sebagai wujud nyata kinerja penyuluh perikanan, sehingga pemerintah pusat dapat memperhatikan dan menghargai profesi penyuluh perikanan yang merupakan agen perubahan pembangunan masyarakat perikanan dan kelautan" Lanjut Maria.

Menurut Maria, Penyuluh perikanan mempunyai tugas yang sangat mulia yaitu sabagai pelayan masyarakat yang diharapkan mampu mendorong pelaku utama perikanan dalam rangka peningkatan produksinya sehingga dapat menjaga ketahanan pangan dibidang perikanan. (A001.ML)
Baca Selengkapnya...

Peran Serta Penyuluh Perikanan PNS Kabupaten Jombang dalam Memperingati Hari Ikan Nasional

FKP3D, Korwil Barat - Selasa, 29 November 2016, Dalam rangka memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) yang jatuh pada tanggal 21 November kemarin, di Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur telah diselenggarakan acara gemarikan dan penilaian Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Berbagai rangkaian kegiatan Hari Ikan Nasional di desa Peterongan, Jombang, Jawa Timur
Acara gemarikan yang dihadiri 3 pilar di desa tersebut, yaitu Kepala Desa, Babinsa dari Koramil dan Babinkamtibmas dari Polsek diisi dengan kegiatan makan olahan serba ikan secara gratis. Acara makan ikan gratis yang pesertanya dari anak-anak murid SD, anggota/ peserta posyandu balita, warga usia lansia, dan para remaja ini diselenggarakan oleh PKK Kec. Peterongan dan perwakilan PKK dari Kabupaten Jombang.

Komoditas ikan yang dimasak dan dibagian secara gratis adalah ikan air tawar jenis Nila, Gurame, Patin dan Lele. Acara makan olahan serta ikan ini berlangsung cukup meriah dan sangat ramai. Atusiasme terutama murid-murid SD untuk makan ikan terlihat sangat tinggi.

Kegiatan makan ikan gratis ini merupakan inisiasi dari penyuluh perikanan setempat, Sigit Prasetya Y., S.Pi. Melalui fasilitasi Sigit, kegiatan makan ikan gratis ini mendapatkan dukungan dan sponsor dari perusahaan CP. Prima. Perusahaan pakan ikan tersebut telah menyumbang 50 kg ikan patin dan lele segar, 7,5 kg Nila merah fillet, 20 kg Patin beku dan 1 unit kolam budar untuk percontohan.

Untuk kegiatan penilaian KRPL sendiri yang merupakan program dari badan ketahanan pangan, penyuluh perikanan berperan secara aktif dalam mengawal dan membina kegiatan budidaya lele yang merupakan salah satu kegiatan utama dalam penilaian KRPL. "Kebetulan, desa Peterongan ini mewakili Kecamatan Peterongan dalam penilaian program kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tingkat Kabupaten Jombang" jelas Sigit.

Dalam kesempatan ini, Sigit juga berkesempatan mengadakan penyuluhan dan sosialisasi budidaya lele di kolam terpal dilahan pekarangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya ibu-ibu PKK sehingga mempunyai kemampuan untuk berbudidaya ikan skala rumah tangga dan menjadikan ikan sebagai salah satu  menu olahan sumber protein hewani pada masing-masing rumah tangga.

"Pembinaan bidang perikanan di desa ini akan terus dilakukan secara sinergi dengan bidang yang lain melalui penyuluh perikanan sebagai agen perubahan dalam pembangunan sektor perikanan" tegas Sigit.

Seperti diketahui bersama bahwa Hari Ikan Nasional pertama kali diperingati tahun 2014 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Hari Ikan Nasional yang ditandatangani pada 24 Januari 2013. Melalui Hari Ikan Nasional ini diharapkan mampu menggugah kesadaran nasional tentang peran penting sektor kelautan dan perikanan dalam pembangunan Indonesia. 21 November sendiri juga bertepatan dengan peringatan World Fisheries Day atau Hari Perikanan Dunia. (A004-MN)

Narasumber: Dodie Prasetiyo, S.ST.Pi
Penyuluh Perikanan Kabupaten Jombang
Baca Selengkapnya...

29 Nov 2016

Penyuluh Perikanan Purbalingga Jadi Narasumber Pelatihan Budidaya Lele di Wilayah Binaannya

FKP3D, Korwil Barat - Ria Dwi Peristianingrum, SP, Penyuluh perikanan Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga-Jawa Tengah, sejak kemarin dan hari ini Senin-Selasa, 28-29 November 2016 dipercaya untuk menjadi narasumber dalam pelatihan Budidaya Lele Secara Intensif di Wilayah Binaannya. Kegiatan pelatihan yang diadakan di Desa Pandansari, Kecamatan Kejobong ini merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan yang bersumber dari dana desa (DD).
Penyuluh perikanan sedang memaparkan materi pelatihan tentang budidaya lele
Pelatihan yang dilaksanakan di balai desa setempat tersebut, diikuti oleh 20 orang peserta yang rata-rata adalah para pemuda. Mereka terlihat mengikuti pelatihan dengan antusias. Kegiatan pelatihan budidaya lele ini merupakan gagasan dari desa setempat yang telebih dahulu telah dikonsultasikan kepada penyuluh perikanan.

Menurut Ria, Pelatihan budidaya lele dilakukan bukan tanpa alasan. Desa memandang bahwa sektor perikanan merupakan sektor yang penting di daerahnya sehingga kegiatan perikanan khusunya budidaya lele harus dilakukan dengan cara yang benar, terstruktur dan teritegrasi. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman secara mendalam dan detail tentang kegiatan budidaya ikan lele melalui kegiatan pelatihan.
Peserta pelatihan terlihat serius mendengarkan penjelasan dari narasumber
"Saya berpendapat bahwa penyuluh perikanan memang sangat dibutuhkan, terutama dalam hal peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama terkait manajemen budidaya ikan yang benar" Jelas Ria.

"selama ini saya melihat bahwa usaha budidaya yang dilakukan oleh masyarakat di desa Pandansari hanya sebagai sambilan saja, jadi harapannya, setelah mereka mengikuti pelatihan mereka bisa tergerak untuk mengusahakan kegiatan budidaya ikan secara serius dan dijadikan sebagai sumber utama mata pencaharian mereka" Lanjut Ria bersemangat.

Secara garis besar, materi penyuluhan yang dibawakan oleh penyuluh perikanan selama 2 (dua) hari adalah mengenai dinamika kelompok, pengenalan ikan lele, pembenihan lele, pembesaran dan manajemen pakan, serta pengenalan Azolla sebagai pakan alami.
Baca Selengkapnya...

27 Nov 2016

Cerita Penyuluh Perikanan dari Kotawaringin Barat; Membuat Probiotik dari Yakult dan Ragi Tape

Hari minggu, 20 November 2016, Tyas Susilo, SP yang merupakan penyuluh perikanan PNS Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat nampak seperti hari-hari kerja biasanya. Tidak santai dan menikmati hari liburnya di rumah, dia justru sibuk mempersiapkan materi penyuluhan dalam bentuk booklet, yang akan disampaikan dan dibagikan pada acara pertemuan kelompok diwilayah binaannya.
Penyuluhan oleh penyuluh perikanan; pembelajaran kepada pelaku utama perikanan
Walaupun hari minggu, Tyas tetap berangkat bekerja demi tanggungjawabnya terhadap tugas pokoknya sebagai penyuluh perikanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hari itu, kebetulan ada undangan untuk menghadiri acara pertemuan rutin di kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Mina Rindang, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Kehadirannya, adalah bagian dalam rangka tugas pendampingan atau pembinaan kepada kelompok.

Kebetulan, karena jarak tempuh dari tempat tinggalnya tidak jauh, Tyas tidak terlalu kencang menarik tuas gas motornya. Perjalanan dengan motor ke tempat pertemuan diperkirakan hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit. Betul saja, sesampainya ditempat pertemuan, Tyas Susilo masih harus menunggu beberapa orang anggota kelompok yang belum datang. Sambil menuggu persiapan, Tyas-pun telihat mengobrol dengan santai dan penuh keakraban.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok yang beranggotakan 10 orang tersebut akhirnya hanya dihadiri oleh 7 orang anggota. Dimulai pada pukul 09.30 WIB, pertemuan dipimpin langsung oleh Ketua Kelompok, Muhaimim, dengan susunan acara pembukaan, diskusi, penutupan, dan terakhir ramah tamah atau makan-makan.

Setelah acara dibuka, sebelum masuk sesi diskusi, ketua kelompok mempersilakan kepada Penyuluh Perikanan untuk menyampaikan sambutan dan materi penyuluhannya. Materi penyuluhan yang kebetulan dibawakan adalah cara membuat probiotik dengan ragi tape dan asam laktat. Sambil membagikan booklet yang telah dipersiapkan, Tyas, dengan gaya yang santai mulai bercerita tentang pentingnya probiotik untuk budidaya.

Anggota kelompok terlihat menyimak secara seksama atas materi yang disampaikan oleh Penyuluh Perikanan. "Dalam pembuatan probiotik bahan-bahan yang harus disiapkan adalah yakult sebanyak 4 botol, rage tape 2 butir yang sudah dihaluskan, air kelapa tua 1 butir, molase 1 liter, air bersih 18 liter, dan galon 20 literan" Terang Tyas mantap.

"Setelah semua bahan tersedia, masukkan semua bahan tersebut ke dalam galon, dan kocok hingga tercampur secara merata. Lalu tutup galon rapat-rapat, dan buka setiap 2 hari sekali untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan akibat proses fermentasi. Pada hari ke-7 probiotik sudah siap diaplikasikan ke air kolam dengan dosis 100 ml/m3" Lanjut Tyas.

Demikian kira-kira ringkasan materi tentang pembuatan probiotik yang disampaikan oleh Penyuluh Perikanan. Setelah penyampaikan materi selesai, acara selanjutnya adalah diskusi atau tanya jawab. Dalam sesi ini, tidak banyak hal yang didiskusikan dan ditanyakan. Usul dari salah satu anggota kelompok adalah agar materi yang telah disampaikan untuk dapat dipraktekkan pada pertemuan kelompok yang akan datang. Dan usulan tersebut diiyakan dan dietujui oleh sebagian anggota kelompok yang hadir.

Selanjutnya, acara pertemuan kelompok ditutup oleh ketua kelompok dengan sebelumnya menyampaikan simpulan hasil pertemuan. Sesuai dengan usulan anggota maka pertemuan yang akan datang mengagendakan kegiatan pratek pembuatan probiotik tersebut. Acarapun ditutup dan diakhiri dengan ramah tamah.

Ditemui secara terpisah, Tyas mengungkapkan bahwa salam melakukan usahanya, sering kali kelompok yang bergerak dalam usaha pembesaran ikan lele ini dihadapkan pada masalah ketersediaan air dengan volume yang terbatas. Oleh karena itu, guna memecahkan permasalahan tersebut, maka materi mengenai cara pembuatan probiotik ini penting untuk dismapaikan. Selain itu, penerapan teknologi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pakan dapat lebih ditekan.

Wawancara oleh: TIM IT dan Publikasi FKP3D
Narasumber: Tyas Susilo, SP, Penyuluh Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat
Baca Selengkapnya...