20 Mar 2017

Penyuluh Perikanan; Bertaruh Harta dan Nyawa untuk Sebuah Pengabdian

Oleh : Sukma Budi Prasetyati *) **)

Pendidikan selalu menjadi kata kunci untuk membangun peradaban sebuah negeri. Telah masyhur dalam kisahnya, Kekaisaran Jepang -pasca hancur leburnya Jepang akibat bom atom oleh Sekutu- mengumpulkan guru untuk membangun kembali negerinya. Sayangnya pendidikan formal hanya menjangkau kelas usia tertentu dan dibatasi ruang dan waktu. Untuk mengantisipasinya, maka lahirlah model pendidikan non formal yang dapat menjangkau masyarakat dengan rentang usia lebih luas. Salah satunya adalah kegiatan penyuluhan.
Penyuluh adalah sebuah jabatan fungsional khusus yang memiliki karakteristik khusus dalam tugasnya. Anda seharusnya tidak menjumpai seorang penyuluh bekerja di balik meja, berteman dengan laptop atau komputer dan setumpuk tugas administrasi. Walaupun demikian, penyuluh tidak dilarang untuk mengerjakannya. Keberadaan penyuluh adalah di tengah-tengah masyarakat. Menjadi fasilitator, motivator sekaligus motor penggerak perubahan.

Domain tugas penyuluh adalah mengubah perilaku masyarakat sasarannya agar kehidupan mereka menjadi lebih baik serta mampu mengambil keputusan sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Perilaku tersebut mencakup pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya. Penyuluh ibarat conveyor belt dalam sebuah mesin produksi. Tanggungjawabnya bukanlah meningkatkan produksi atau meningkatkan kesejahteraan. Tetapi pada ranah perubahan mind set yang menjadi salah satu komponen penting bagi seseorang untuk meningkatkan taraf kehidupannya, Apakah setiap sasaran penyuluhan harus diubah perilakunya? Tentu tidak. Ada kelompok-kelompok masyarakat yang disebut sebagai innovator yang keberadaannya justru diperlukan sebagai mitra bagi penyuluh. Jika anda menganggap tugas penyuluh untuk mengubah perilaku adalah mudah, mari kita lihat potret perjuangan penyuluh perikanan berikut ini.
Menyatu tanpa batas: Terkadang penyuluh harus mengorbankan harta yang dimiliki demi kemajuan kelompok binaannya
(Gambar oleh: Toguan Sihombing, Penyuluh Perikanan Kabupaten Agam, Sumbar)
Bicara Indonesia tentu saja tidak hanya bicara pulau Jawa atau bahkan Jakarta semata. Dimana pembangunan berjalan dengan pesat. Pusat-pusat ekonomi tumbuh secara berkesinambungan dan infrastruktur jalan raya memadai. Bicara Indonesia tentu bicara tentang sebuah Negara kepulauan yang jumlah wilayah airnya lebih luas dibanding daratannya. Bicara Indonesia hari ini adalah bicara tentang pembangunan yang belum merata. Di tanah Sumatra, anda akan menemukan penyuluh-penyuluh perikanan berjibaku dengan motor dan kondisi tanah basah dalam situasi hujan untuk sampai pada masayarakat binaannya. Tak tanggung-tanggung, 120 kilometer perjalanan PP untuk bertemu dengan pelaku utama/pelaku usaha yang menjadi binaannya. Faktor keamanan pun menjadi momok bagi para petugas ini. Ancaman pembegalan sempat terjadi pada salah seorang penyuluh yang bertugas di Kabupaten Banyuasin.
Penyuluh Perikanan berjibaku dengan medan yang sulit, ancaman pembegalan sewaktu-waktu bisa saja terjadi
(Gambar oleh: Triana Mareta, Penyuluh Perikanan Kabupaten Banyuasin, Sumsel)
Atau pernahkan anda mendengar kisah seorang penyuluh menjadikan BPKB mobilnya sebagai jaminan untuk peminjaman modal kelompok binaannya? Kisah itu nyata, dilakukan oleh penyuluh perikanan dari Kabupaten Agam.

Jam kerja penyuluh bahkan bisa 7 (tujuh) hari dalam seminggu. Pada saat pelaku utama membutuhkan, bahkan di hari yang seharusnya penyuluh mendapatkan libur, mereka tetap bekerja. Pertemuan kelompok dalam rangka pembinaan, jika diagendakan oleh kelompok di malam hari, penyuluh akan berangkat menunaikan tugasnya. Apalagi pada saat kelompok binaannya mendapatkan masa-masa sulit ketika usahanya nyaris gulung tikar, apakah karena gagal produksi atau sebab lain, penyuluh akan hadir meski sekedar menjadi teman curhat.

Sampai episode ini, anda akan bertanya bukan, lalu setelah semua yang dilakukan penyuluh, apa output kegiatannya?

Next edition.
Stay tune on www.penyuluhperikanan.id

*) Mahasiswa Pasca Sarjana Seklah Tinggi Perikanan Jakarta
**) Penyuluh Perikanan Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat

Share:  

1 komentar: