Agus merupakan penyuluh perikanan yang bekerja pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah (BKP3D) kabupaten Nunukan dan ditempatkan di wilayah kerja Kecamatan Sebatik Barat, bagian dari Pulai Sebatik, yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Kebiasaan masyarakat nelayan kecil diwilayah binaannya adalah menangkap ikan dengan menggunakan bubu (alat perangkap ikan yang berbentuk setengah bola, yang ditempatkan secara menetap disuatu kawasan tertentu). Nelayan biasa memasang alat bubu tersebut didaerah karang atau di dekat lokasi budidaya rumput laut.
Rancang bangun Bubu hasil modifikasi yang dibuat oleh Agus, S.St.Pi |
Harga yang mahal serta cara pengoperasiannya yang tergolong sulit tersebut, membuat Agus mulai berpikir untuk membantu masyarakat pelaku utama perikanan di wilayah binaannya dengan mulai merancang dan membuat bubu yang lebih murah, tahan lama, dan lebih ramah lingkungan.
Rancang bangun bubu yang didesain oleh Agus berbentuk balok dengan volume sekitar 1 M3 dan dibuat dengan menggunakan bambu. Bambu dipilih karena mudah didapatkan dan telah terbukti lebih tahan lama jika diremdam di air laut.
Sebenarnya, rancang bangun bubu yang didesain oleh Agus merupakan modifikasi dari bubu yang sudah ada dengan mengubah bentuk dan desainnya agar mudah dibuat dan dioperasikan di lapangan. Setelah melakukan beberapa kali percobaan, akhirnya didapatkan sebuah desain yang menurut Agus cukup simpel, mudah dan cepat dalam pembuatannya.
"Bubu konvensional yang berbentuk setengah bola sangat susah dalam pembuatannya, waktu yang dibutuhkan untuk membuat bubu tersebut bisa mencapai 1 bulan, untuk itu saya modifikasi agar mudah dibuat dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam pembuatannya" Jelas Agus bersemangat.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa bubu rancangannya dapat dibuat hanya dalam waktu kurang lebih 1 minggu saja. Hal ini tentunya akan sangat menghemat waktu dalam hal pembuatannya. Selain itu, bubu yang berbentuk balok ternyata lebih kokoh dan juga lebih mudah dalam hal pengoperasiananya.
Setelah diperkenalkan dan diujicoba oleh masyarakat diwilayah binaannya, ternyata hasil tangkapan bubu yang dibuat oleh Agus tidak kalah dengan bubu konvensional. Banyak diantara nelayan yang berminat untuk mengunakan bubu hasil rancangan Agus.
Perlu diketahui bahwa dalam sekali trip (3 hari sekali) masyarakat nelayan bisa mendapatkan penghasilan rata-rata RP 200.000-Rp 500.000 dari hasil tangkapan menggunakan bubu. Oleh karena itu, mereka sangat tertarik untuk menggunakan bubu hasil rancangan Agus dengan pertimbangan lebih murah dan lebih tahan lama.
Ikan hasil tangkapan yang berhasil diperoleh dengan menggunakan Bubu yang dirancang oleh Agus |
Agus sangat berharap bahwa tahun depan, dia bisa mengadakan pelatihan pembuatan bubu hasil rancangannya. Oleh karena itu, mulai saat ini dia sudah mulai bergerak mencari sponsor guna mendapatkan dana untuk mengadakan pelatihan secara mandiri. Ada yang berminat untuk menjadi sponsor? Silahkan hubungi redaksi FKP3D. (A001-ML)
0 komentar:
Posting Komentar