27 Nov 2016

Cerita Penyuluh Perikanan dari Kotawaringin Barat; Membuat Probiotik dari Yakult dan Ragi Tape

Hari minggu, 20 November 2016, Tyas Susilo, SP yang merupakan penyuluh perikanan PNS Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat nampak seperti hari-hari kerja biasanya. Tidak santai dan menikmati hari liburnya di rumah, dia justru sibuk mempersiapkan materi penyuluhan dalam bentuk booklet, yang akan disampaikan dan dibagikan pada acara pertemuan kelompok diwilayah binaannya.
Penyuluhan oleh penyuluh perikanan; pembelajaran kepada pelaku utama perikanan
Walaupun hari minggu, Tyas tetap berangkat bekerja demi tanggungjawabnya terhadap tugas pokoknya sebagai penyuluh perikanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hari itu, kebetulan ada undangan untuk menghadiri acara pertemuan rutin di kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Mina Rindang, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Kehadirannya, adalah bagian dalam rangka tugas pendampingan atau pembinaan kepada kelompok.

Kebetulan, karena jarak tempuh dari tempat tinggalnya tidak jauh, Tyas tidak terlalu kencang menarik tuas gas motornya. Perjalanan dengan motor ke tempat pertemuan diperkirakan hanya memakan waktu sekitar 15-20 menit. Betul saja, sesampainya ditempat pertemuan, Tyas Susilo masih harus menunggu beberapa orang anggota kelompok yang belum datang. Sambil menuggu persiapan, Tyas-pun telihat mengobrol dengan santai dan penuh keakraban.

Pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok yang beranggotakan 10 orang tersebut akhirnya hanya dihadiri oleh 7 orang anggota. Dimulai pada pukul 09.30 WIB, pertemuan dipimpin langsung oleh Ketua Kelompok, Muhaimim, dengan susunan acara pembukaan, diskusi, penutupan, dan terakhir ramah tamah atau makan-makan.

Setelah acara dibuka, sebelum masuk sesi diskusi, ketua kelompok mempersilakan kepada Penyuluh Perikanan untuk menyampaikan sambutan dan materi penyuluhannya. Materi penyuluhan yang kebetulan dibawakan adalah cara membuat probiotik dengan ragi tape dan asam laktat. Sambil membagikan booklet yang telah dipersiapkan, Tyas, dengan gaya yang santai mulai bercerita tentang pentingnya probiotik untuk budidaya.

Anggota kelompok terlihat menyimak secara seksama atas materi yang disampaikan oleh Penyuluh Perikanan. "Dalam pembuatan probiotik bahan-bahan yang harus disiapkan adalah yakult sebanyak 4 botol, rage tape 2 butir yang sudah dihaluskan, air kelapa tua 1 butir, molase 1 liter, air bersih 18 liter, dan galon 20 literan" Terang Tyas mantap.

"Setelah semua bahan tersedia, masukkan semua bahan tersebut ke dalam galon, dan kocok hingga tercampur secara merata. Lalu tutup galon rapat-rapat, dan buka setiap 2 hari sekali untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan akibat proses fermentasi. Pada hari ke-7 probiotik sudah siap diaplikasikan ke air kolam dengan dosis 100 ml/m3" Lanjut Tyas.

Demikian kira-kira ringkasan materi tentang pembuatan probiotik yang disampaikan oleh Penyuluh Perikanan. Setelah penyampaikan materi selesai, acara selanjutnya adalah diskusi atau tanya jawab. Dalam sesi ini, tidak banyak hal yang didiskusikan dan ditanyakan. Usul dari salah satu anggota kelompok adalah agar materi yang telah disampaikan untuk dapat dipraktekkan pada pertemuan kelompok yang akan datang. Dan usulan tersebut diiyakan dan dietujui oleh sebagian anggota kelompok yang hadir.

Selanjutnya, acara pertemuan kelompok ditutup oleh ketua kelompok dengan sebelumnya menyampaikan simpulan hasil pertemuan. Sesuai dengan usulan anggota maka pertemuan yang akan datang mengagendakan kegiatan pratek pembuatan probiotik tersebut. Acarapun ditutup dan diakhiri dengan ramah tamah.

Ditemui secara terpisah, Tyas mengungkapkan bahwa salam melakukan usahanya, sering kali kelompok yang bergerak dalam usaha pembesaran ikan lele ini dihadapkan pada masalah ketersediaan air dengan volume yang terbatas. Oleh karena itu, guna memecahkan permasalahan tersebut, maka materi mengenai cara pembuatan probiotik ini penting untuk dismapaikan. Selain itu, penerapan teknologi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pakan dapat lebih ditekan.

Wawancara oleh: TIM IT dan Publikasi FKP3D
Narasumber: Tyas Susilo, SP, Penyuluh Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar