21 Nov 2016

Penyuluh Perikanan Kab.Banyuasin Identifikasi Pokdakan Calon Penerima Bantuan Tahun 2017

FKP3D, Korwil Barat - Penyuluh perikanan dan Tim Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banyuasin pada hari ini, 21 November 2016 telah berhasil melakukan identifikasi pada 6 (enam) Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) calon penerima bantuan sarana prasarana perikanan budidaya tahun 2017. Identifikasi dilakukan di dua kecamatan, yaitu kecamatan Sembawa dan Kecamatan Talang Kelapa.
Proses Identifikasi dan Verifikasi oleh Penyuluh Perikanan dan Dinas Perikanan Kab. Banyuasin
Dari Kecamatan Sembawa terdapat 2 (dua) pokdakan yang berhasil diitentifikasi yaitu Pokdakan Rumah Lele dari Desa Lalang Sembawa dan pokdakan Mina Mandiri di desa Rejodadi. Sedangkan dari Kecamatan talang tengah berhasil diidentifikasi sebanyak 4 kelompok yaitu pokdakan Sugih Waras dan pokdakan Marga Mulya dari Kelurahan Sukamoro, pokdakan Maju Sejahtera dan pokdakan Puncak Mandiri dari desa Talang Buluh.

Lokasi pertama yang kami datangi yaitu pokdakan Rumah Lele yang diketuai oleh Yudianto. kelompok pembesaran dengan komoditas utama lele ini ternyata baru saja mendapat musibah. Karena hujan yang sangat deras menyebabkan kolam kebanjiran dan diperkirakan mengalami kerugian sekitar 200 kg ikan lele yang terbawa banjir. Namun musibah yang dialami kelompok tidak menyurutkan semangat mereka untuk memulai swadaya lagi, dengan sisa modal yang mereka punyai, mereka mulai bangkit untuk berbudidaya ikan lele kembali.

Kelompok kedua yang kami kunjungi untuk identifikasi adalah pokdakan Mina Mandiri yang berlokasi di desa Rejodadi. Pokdakan mina mandiri merupakan kelompok yang telah maju dan sudah dua kali memenangkan lomba kelompok teladan tingkat provinsi Sumatera Selatan. kelompok ini sangat maju karena mampu mengandeng beberapa kelompok di kecamatan lain untuk diajak bermitra.

Dari hasil idenifikasi dan monitoring ternyata pokdakan Mina Mandiri pernah mendapatkan bantuan berupa Bak Fiber untuk budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Akan tetapi, karena hasilnya kurang memuaskan dan biaya operasional yang cukup tinggi, maka kelompok lebih memilih untuk budidaya di kolam terpal dan kolam tanah secara intensif dengan sistem konvensional daripada menggunakan sistem bioflok.

Kelompok ketiga yang kami kunjungi adalah pokdakan Sugih Waras di Kelurahan Sukamoro Kecamatan Talang Kelapa. Kelompok ini merupakan kelompok yang memanfaatkan lahan bekas galian tanah yang dipergunakan untuk membuat batu bata/ genteng. Galian tanah tersebut dimanfaatkan untuk membudidayakan ikan gurami,lele, dan nila. Kelompok yang diketuai oleh Mustopa ini mengeluhkan mata pencaharian mereka selama ini sebagai pembuat batu bata yang semakin lama penghasilannya semakin menurun karena harga jual batu bata yang semakin rendah. Maka dari, mereka ingin sekali mendapatkan penghasilan yang lebih baik dari berbudidaya ikan yang sudah mereka jalani. Kelompok sangat mengharapkan untuk mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dari penyuluh.

Selanjutnya, identifikasi dilanjutkan ke pokdakan Maju Sejahtera di Desa Talang Buluh. Kelompok ini sudah beberapa kali dikunjungi baik dari dinas perikanan kabupaten Banyuasin, tim GERPARI, dan beberapa wartawan. Mereka sangat berharap dengan sentuhan tangan penyuluh perikanan usaha budidaya yang selama ini sudah berjalan lima tahun mendapatkan perhatiaan khusus dari pemerintah daerah maupun pusat.

Kelompok kelima yang berhasil kami identifikasi adalah pokdakan Puncak Mandiri yang diketuai Agus. Di Kelompok ini, masih banyak lahan yang belum sepenuhnya di manfaatkan karena keterbatasan permodalan. Segmentasi usaha dari Pokdakan Puncak Mandiri adalah usaha pebesaran dengan komoditas utama ikan lele dan patin. Kendala yang sadang dihadap oleh kelompok ini adalah harga jual ikan patin yang sangat rendah. Panen ikan patin pada bulan November ini hanya dihargai Rp 9000/kg oleh pengepul ikan.

Kemudian, kelompok terakhir yang kami kunjungi adalah Pokdakan Marga Mulya. Kelompok yang berdiri sejak tahun 2012 ini mengusahakan semua segmen usaha budidaya baik pembenihan, pembesaran, maupun pembuatan pakan mandiri. Adanya bantuan mesin pelet dari dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi pada tahun 2015 telah mampu mengangkat pendapatan kelompok ini. Dengan mesin pelet tersebut, kelompok mampu memproduksi pakan ikan maksimal sebanyak 1 ton/ hari.

Pada dasarnya, tujuan utama dari identifikasi adalah untuk memastikan bahwa kelompok calon penerima bantuan merupakan kelompok yang legal, telah diakui oleh dinas terkait dan dibina oleh penyuluh perikanan, anggota kelompok berasal dari satu desa yang sama, serta kelompok calon penerima bantuan juga harus mampu membuat RUB serta melaksanakannya secara baik.

Kontributor: Triana Mareta, S.Pi - Banyuasin, Sumsel.
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar