24 Nov 2016

Penyuluh Perikanan Kota Payakumbuh Adakan Sekolah Lapangan Pembenihan Lele Bagi Pelaku Utama

Sekolah Lapang merupakan suatu metode penyuluhan kepada pelaku utama yang dilaksanakan secara terencana dengan metode ceramah, diskusi, dan praktek yang dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan. Tujuan dari sekolah lapang adalah untuk memperkenalkan teknologi baru yang telah terekomendasi kepada pelaku utama. Sekaligus, hal ini merupakan metode pembinaan oleh penyuluh perikanan dalam rangka melakukan pengawalan terhadap penerapan teknologi yang sedang diintroduksi kepada pelaku utama.
Kegiatan praktek seleksi induk lele sangkuriang untuk dipijahkan
Tujuan dari diadakannya SL adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelaku utama perikanan tentang metode pembenihan Lele Sangkuriang secara alamai. SL yang dilakukan oleh Penyuluh Perikanan di Kota Payakumbuh ini, dilaksanakan di Pokdakan Berkah, Kelurahan Sungai Durian, Kecamatan Latina.

Kegiatan SL yang dilakukan selama kurang lebih 1 (satu) bulan yaitu dari tanggal 24 Oktober 2016 - 21 November 2016 ini, dibagi menjadi 5 kali pertemuan tatap muka dimana masing-masing pertemuan diisi dengan pemberian materi dan praktek oleh narasumber dari penyuluh perikanan.

Pertemuan SL Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang secara alami dilaksanakan satu (1) minggu sekali. Adapun secara rinci, materi SL yang diberikan adalah sebagai berikut: (1) Pengenalan Lele Sangkuriang; (2) Persiapan kolam dan pakan alami; (3) Seleksi induk dan pemijahan lele; (4) Perawatan larva dan penangulangan Hama Penyakit Ikan: dan (5) Penebaran dan perawatan benih.
Kegiatan pembuatan kakaban sebagai tempat menempel telur hasil pemijahan
SL yang dilaksanakan selama satu siklus pemijahan lele tersebut terlaksana dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan. Hasil evaluasi dampak pelaksanaan sekolah langang terhadap tingkat pengetahuan para pelaku utama yang mengikuti SL cukup baik, hampir rata-rata peserta SL menyatakan bahwa kegiatan SL yang diikuti ini dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan mereka dalam melakukan pembenihan lele yang baik.

Perlu diketahui bahwa sebelum dilaksanakan SL, para pelaku utama pembenihan lele masih sangat minim pengetahuannya terutama terkait dengan persiapan kolam pemijahan dan pembentukan pakan alami. Mereka juga masih mengandalkan induk lele lokal yang tidak diketahui secara jelas asal-usulnya sehingga sangat mempengaruhi kualitas benih yang dihasilkan.

Setelah adanya SL, para pelaku utama telah melihat serta mempraktekkan secara langsung cara pembenihan lele sangkuriang. Pada akhirnya, mereka rata-rata sangat tertarik untuk mendapatkan induk lele sangkuriang yang merupakan induk lele bersertifikat. Hal ini dikarenakan benih lele yang dihasilkan dari induk lele sangkuriang rata-rata sebanyak kurang lebih 50000 (limapuluh ribu) ekor per 1 Kg berat induk.
Share:  

0 komentar:

Posting Komentar